Kisah Bisnis


Johnny Andrean


Johnny Andrea
Nama Johnny Andrean sudah lekat dengan bisnis salon sejak 1978. Kini nama itu tak terpisahkan dengan donat. Siapa tak kenal J.Co, gerai donat yang saat ini menjadi favorit pengunjung mal di kota-kota besar. Kudapan itu “naik kelas” karena disajikan secara khas yang dipadukan dengan penataan ruang yang mencerminkan gaya hidup masa kini. Mereka tidak sekadar memuaskan lidah ketika mengunyah "Al Caponne" dan menyeruput kopi pekat Arabica. Sambil menjelajah dunia maya dari layar laptop, atau mengadakan pertemuan dengan rekan bisnis, mereka mempertontonkan sebuah gaya hidup.
Donat adalah bisnis terbaru pria kelahiran Pontianak tersebut yang secara mengejutkan meraih sukses dengan cepat. Bisnis lainnya yang sebelumnya juga diterima pasar dengan baik adalah BreadTalk, gerai yang menjual aneka roti. Konsumen dengan senang hati memilah roti kesukaannya dan rela antre panjang membayar di depan kasir. Pemandangan itu hampir terlihat di semua gerai BreadTalk.
Saat ditanya apakah dunia salon yang membesarkannya benar-benar telah ditinggalkannya, Johnny dengan tangkas menjawab, justru bisnis makanan merupakan diversifikasi dari usaha sebelumnya, yakni salon, pendidikan kecantikan, bridal, dan produk kosmetika yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi gaya hidup orang kota.
Melihat animo konsumen terhadap bisnis makanan yang digelutinya, dalam waktu dekat J.Co akan melakukan ekspansi ke beberapa kota lagi. Tapi sementara ini, Johnny belum berniat mewaralabakan J.Co. Alasannya, demi menjaga mutu dan citra. 
Perlu waktu hingga lima tahun buat Johnny Andrean memberanikan diri menjual donat, makanan favoritnya sejak kecil. Dia sama sekali tak menduga, barang dagangannya diminati masyarakat. Begitu gerai J.CO pertama dibuka di Supermall Karawaci pertengahan tahun 2005, satu pembeli antre hingga satu jam untuk mencicipi satu donat.
Alhasil, dari sekadar menjalankan bisnis donat berikut kopinya, Johnny mengantongi puluhan juta rupiah per hari. Sekitar 5.000 donat terjual per hari di setiap gerai. Jika ditotal, dengan harga termurah, sekitar Rp 5.000 untuk sekeping donat, omzet J.CO dengan 15 gerai mencapai Rp 375 juta. Atau sekitar Rp 11,25 miliar dalam sebulan
Tersiar kabar, sebelum J.CO dibuka, dia berencana membeli waralaba donat asal AS. Tetapi karena melihat ada kelemahan pada bahan baku dan proses produksi, niat tersebut dia urungkan. Lalu dia putuskan untuk mengembangkan bisnis donat sendiri.
Johnny hanya perlu menyempurnakan bentuk dan rasa donat yang pernah dia rasakan selama riset. Sudah puaskah ia dengan pencapaiannya saat ini? Johnny sendiri mengaku untuk sementara ini belum terpikirkan untuk merambah bisnis yang lain. Namun, ia tidak menutup kemungkinan untuk merambah bisnis lain di masa mendatang.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar